SURABAYA-Bakal Calon Wali Kota Surabaya, Lia Istifhama menunjukan komitmennya maju dalam Pemilihan Langsung Wali Kota (Pilwali) Surabaya t...
SURABAYA-Bakal Calon Wali Kota Surabaya, Lia Istifhama menunjukan komitmennya maju dalam Pemilihan Langsung Wali Kota (Pilwali) Surabaya tahun 2020. Hal itu ditunjukkan Lia dengan melaunching Nawa Tirta yang merupakan 9 program unggulan dari keponakan Khofifah Indar Parawansa tersebut.
Nawa Tirta resmi diperkenalkan secara terbuka pada 9 September 2019, pukul 9 malam di acara pengukuhan pengurus Forum Indonesia Bersatu (FIB) Kota Surabaya. Lia yang didaulat menjadi Ketua DPC FIB Surabaya mengaku sengaja memilih momentum tanggal 9 September 2019 untuk memperkenalkan program Nawa Tirta kepada publik. Alasannya, agar mudah diingat masyarakat dan punya nilai historis.
"Ini momentum yang pas untuk memperkenalkan Nawa Tirta yang berisi 9 program kerja. Angka 9 ini adalah angka yang sakral bagi warga NU dan merupakan angka tertinggi," tutur pengurus Fatayat NU Jatim ini, Senin (9/9) malam.
Uniknya turunan dari Nawa Tirta itu dinamai dengan bahasa khas Surabaya sehingga mudah diingat oleh masyarakat Kota Surabaya. Selain itu memiliki ikatan sosiologis dengan Kota Surabaya.
Sembilan program Nawa Tirta itu adalah, 1. Wani Rembukan (wujudkan reduksi kriminalisme melalui kredibilitas hukum dan menjaga keamanan) 2. Mbecak (mengurangi beban kemacetan dan budaya aman berkendaraan) 3. Semanggi (semangat membangun kota religi) 4. Seduluran (jaga sejarah dan budaya leluhur Surabaya) 5. Ringkes (birokrasi yang berakses kemudahan dan anti korupsi) 6. Waras (mewujudkan strategi penanganan banjir dan permasalahan kesehatan) 7. Akas (pembangunan infrastruktur yang merata dan seimbang) 8. Grapyak (gerakan ekonomi produktif masyarakat) 9. Sinau (akses pendidikan merata untuk semua).
"Dengan bahasa khas Suroboyoan itu saya berharap sosialisasi programnya lebih mudah dan mengena di hati masyarakat Surabaya," ujar Lia.
Putri tokoh aktivis NU, KH. Masykur Hasyim ini mengungkapkan, peluncuran Nawa Tirta ini menunjukkan dirinya memiliki visi dalam membangun Kota Surabaya. Dengan begitu masyarakat bisa melihat konsep calon pemimpin kota Surabaya yang akan datang.
Perihal kendaraan politik, dosen di salah satu perguruan tinggi swasta di Surabaya ini mengaku terus melakukan komunikasi politik dengan sejumlah elit partai. Ia pun berencana mengambil formulir pendaftara di beberapa partai politik. Namun Lia juga mengakui para relawan pendukungnya lebih mendorong dirinya maju lewat jalur perseorangan atau independen.
"Saya sudah komunikasi dengan 7 partai politik. Mungkin nanti juga ambil formulir pendaftaran. Meski relawan saya lebih mendorong maju lewat jalur independen. Bagi saya yang penting saat ini terus melkukan kerja politik dan sosialisasi ke masyarakat," pungkas semifinalis Ning Surabaya 2005 tersebut. (dir)
Nawa Tirta resmi diperkenalkan secara terbuka pada 9 September 2019, pukul 9 malam di acara pengukuhan pengurus Forum Indonesia Bersatu (FIB) Kota Surabaya. Lia yang didaulat menjadi Ketua DPC FIB Surabaya mengaku sengaja memilih momentum tanggal 9 September 2019 untuk memperkenalkan program Nawa Tirta kepada publik. Alasannya, agar mudah diingat masyarakat dan punya nilai historis.
"Ini momentum yang pas untuk memperkenalkan Nawa Tirta yang berisi 9 program kerja. Angka 9 ini adalah angka yang sakral bagi warga NU dan merupakan angka tertinggi," tutur pengurus Fatayat NU Jatim ini, Senin (9/9) malam.
Uniknya turunan dari Nawa Tirta itu dinamai dengan bahasa khas Surabaya sehingga mudah diingat oleh masyarakat Kota Surabaya. Selain itu memiliki ikatan sosiologis dengan Kota Surabaya.
Sembilan program Nawa Tirta itu adalah, 1. Wani Rembukan (wujudkan reduksi kriminalisme melalui kredibilitas hukum dan menjaga keamanan) 2. Mbecak (mengurangi beban kemacetan dan budaya aman berkendaraan) 3. Semanggi (semangat membangun kota religi) 4. Seduluran (jaga sejarah dan budaya leluhur Surabaya) 5. Ringkes (birokrasi yang berakses kemudahan dan anti korupsi) 6. Waras (mewujudkan strategi penanganan banjir dan permasalahan kesehatan) 7. Akas (pembangunan infrastruktur yang merata dan seimbang) 8. Grapyak (gerakan ekonomi produktif masyarakat) 9. Sinau (akses pendidikan merata untuk semua).
"Dengan bahasa khas Suroboyoan itu saya berharap sosialisasi programnya lebih mudah dan mengena di hati masyarakat Surabaya," ujar Lia.
Putri tokoh aktivis NU, KH. Masykur Hasyim ini mengungkapkan, peluncuran Nawa Tirta ini menunjukkan dirinya memiliki visi dalam membangun Kota Surabaya. Dengan begitu masyarakat bisa melihat konsep calon pemimpin kota Surabaya yang akan datang.
Perihal kendaraan politik, dosen di salah satu perguruan tinggi swasta di Surabaya ini mengaku terus melakukan komunikasi politik dengan sejumlah elit partai. Ia pun berencana mengambil formulir pendaftara di beberapa partai politik. Namun Lia juga mengakui para relawan pendukungnya lebih mendorong dirinya maju lewat jalur perseorangan atau independen.
"Saya sudah komunikasi dengan 7 partai politik. Mungkin nanti juga ambil formulir pendaftaran. Meski relawan saya lebih mendorong maju lewat jalur independen. Bagi saya yang penting saat ini terus melkukan kerja politik dan sosialisasi ke masyarakat," pungkas semifinalis Ning Surabaya 2005 tersebut. (dir)
COMMENTS