SURABAYA-Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Fithrah Surabaya mewisuda sebanyak 50 mahasiswa strata satu. Opah Muafah dari Jurusan Ushu...
SURABAYA-Sekolah Tinggi Agama Islam
(STAI) Al Fithrah Surabaya mewisuda sebanyak 50 mahasiswa strata satu. Opah
Muafah dari Jurusan Ushuluddin berhasil menjadi wisudawan terbaik dengan IPK
3.55.
Prosesi wisuda VI dengan tema
“Mendalamkan Spritualitas Meluaskan Intelektualitas” itu berlangsung di
Auditorium STAI Al Fithrah di kampus barunya di Jalan Kedinding Lor 30
Surabaya, Ahad (11/3).
Dalam sambutannya, Ketua STAI Al
Fithrah, Jusuf Sjamsudin berpesan agar para wisudawan dapat terus mengembangkan
kemampuan mereka dan membanggakan para guru, terlebih pendiri STAI Al Fithrah.
STAI Al Fithrah adalah salah satu unit
dari beberapa unit pendidikan yang didirikan langsung oleh KH. Ahmad Asrori
al-Ishaqy, Mursyid Tarekat Qadiriyah wan Naqsabandiyah.
Di hadapan para akademisi, perwakilan
Kemenag Pusat, Kopertais VI Surabaya, habaib, para kiai, dan orang tua, Jusuf
mengatakan bahwa wisuda ini menjadi tonggak bagi civitas akademika STAI Al
Fithrah untuk terus berkhidmah bagi agama, bangsa, dan negara.
Dalam kesempatan itu juga diisi orasi
ilmiah oleh Prof. Dr. Damanhuri, MA. Damanhuri menjelaskan tentang takhrij
hadis terhadap beberapa hadis mengenai etika dianjurkannya mematikan lampu baik
dari sisi penyampai hadis, teks hadis, hingga konteks hadis pada masa lalu dan
masa sekarang.
Dalam orasi berjudul “Hadis Mematikan
Lampu, Kritik atas Kritik Albani” itu, Damanhuri menegaskan bahwa Albani tidak
konsisten dengan kritiknya atas hadis-hadis para perawi hadis yang datang lebih
dulu. (dey)
COMMENTS