MALANG-Ratusan Kader Pimpinan IPNU dan IPPNU berkumpul di Kota Malang guna mengikuti Silaturahmi Nasional Pimpinan Komisariat Perguruan...
MALANG-Ratusan Kader Pimpinan IPNU dan IPPNU berkumpul di Kota Malang
guna mengikuti Silaturahmi Nasional Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi (Silatnas
PKPT) ke-6 Se-Nusantara.
Acara yang mengambil tema Rekonstruksi Strategi Kaderisasi Untuk
Menyongsong PKPT IPNU-IPPNU Go Internasional itu digelar pada Jumat-Minggu,
11-13 Mei yang berlangsung di Hall Ibnu Sina Universitas Islam Malang.
Ketua Panitia Silatnas ke-6 PKPT IPNU-IPPNU Se-Nusantara, Achmad Faisal
Muzakki menyatakan acara yang berlangsung dari Jumat hingga Minggu ini
berlangsung sukses dan membuat sejumlah rekomendasi penting.
"Acara Silatnas ini padat sekali yang terdiri atas stadium general
yang menghadirkan keynote speaker, FGD (Fokus Group Discussion), sarasehan
serta sidang komisi untuk membuat rekomendasi. Alhamdulillah berjalan lancar
hingga akhir penutupan hari ini," tutur Ahmad Faisal, Jumat (11/5).
Faisal menegaskan bahwa IPNU dan IPPNU
sangat konsen terkait penguatan wawasan kebangsaan guna selalu mengedepankan
nilai-nilai keislaman dalam ranah kebudayaan Indonesia yang cinta damai.
"Materi Wawasan Nusantara dan
Kebangsaan yang merupakan inti dari materi motivasi organisasi yang dibawakan
Ustad Fatah (Fattah Hidayat, Dewan Pakar Bank Muamalat Se-Indonesia) sangat
mengena sekali. IPNU dan IPPNU akan jadi garda terdepan dalam menangkal
radikalisme dan dalam hal ini kami mengecam aksi pemboman 3 gereja yang terjadi
di Surabaya Minggu pagi tadi," tegasnya.
Disisi lain, Ustad Fattah Hidayat
menyampaikan bahwa sebagai organisasi kader yang berada di bawah naungan
Nahdatul Ulama, mesti mengambil peran besar dalam kontek kebangsaan dan
keumatan.
"IPNU dan IPPNU harus mengedepankan
motivasi organisasinya pada sandaran dua hal yaitu wawasan nusantara dan
wawasan kebangsaan. Kedua dimensi sudut pandang itu [nusantara dan kebangsaan]
menjadi urgen dipahami di era kekinian agar IPNU dan IPPNU tetap bisa berkiprah
tanpa kehilanngan jatidirinya sebagai seorang muslim dan orang Indonesia yang
cinta damai," kata Fattah yang juga Ketua Jurusan Psikologi Universitas
Negeri Malang itu.
Wawasan Nusantara dan kebangsaan, kata Fattah, mesti diperkuat sehingga berdampak besar pada persatuan dan kesatuan bangsa.
Wawasan Nusantara dan kebangsaan, kata Fattah, mesti diperkuat sehingga berdampak besar pada persatuan dan kesatuan bangsa.
Fattah melanjutkan wujud itu akan
mengejawantahkan pada enam dimensi yaitu penghargaan atas harkat dan martabat
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, tekad bersama dalam berbangsa yang
bebas, merdeka dan bersatu.
Pada sisi lain, hal itu juga berdimensi
cinta tanah air dan bangsa, berdemokrasi yang berkedaulatan rakyat,
kesetiakawanan sosial serta bertujuan untuk masyarakat yang adil dan makmur.
Fattah menegaskan pada kontek itu dibutuhkan wadah komunikasi bagi kader NU dalam menghadapi problem kebangsaan.
Fattah menegaskan pada kontek itu dibutuhkan wadah komunikasi bagi kader NU dalam menghadapi problem kebangsaan.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Forum
Santri Nasional (Forsana), KH Thoriq Darwis Bin Ziyad menyatakan dirinya dan
lembaganya sangat mengapresi eksistensi kesejarahan dan kiprah IPNU dan IPPNU.
"Sesungguhnya Forsana adalah sebuah
keniscayaan sebagai wadah komunikasi dan informasi bagi kader-kader NU dan
pemuda yang taat akan NKRI," kata Gus Thoriq yang juga alumnus IPNU dan
saat ini sebagai pengasuh Pondok Pesantren Babussalam Gondanglegi Kabupaten
Malang. (gus)
COMMENTS