SURABAYA-Tahun depan, 19 Kabupaten dan Kota di Jawa Timur akan melaksanakan pemilihan kepala daerah (pilkada) secara langsung. Salah satun...
SURABAYA-Tahun depan, 19 Kabupaten dan Kota di Jawa Timur akan melaksanakan pemilihan kepala daerah (pilkada) secara langsung. Salah satunya adalah Kabupaten Kediri. Suksesi di Kabupaten Kediri menjadi perhatian publik karena selama 20 tahun Kabupaten Kediri dipimpin oleh keluarga besar Sutrisno.
Direktur Eksekutif Forum Muda Demokrasi (FomDem), Rusman Hadi mengungkapkan, dari jajak pendapat yang dilakukan pihaknya, mayoritas warga Kabupaten Kediri menginginkan perubahan kepemimpinan di luar lingkaran yang ada selama ini.
"Dari jajak pendapat dan aspirasi yang masuk ke FomDem, mayoritas warga Kabupaten Kediri menginginkan figur baru yang muda dan bersih. Apalagi ini eranya milenial," tutur Rusman saat di temui di Surabaya, Kamis (31/10).
Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini menyebut ada dua figur muda yang dominan dan berpotensi memimpin Kabupaten Kediri. Mereka adalah Moh Abid Umar Faruq yang merupakan putra Pondok Pesantren Al Falah, Ploso, Kediri. Tokoh muda yang akrab disapa Gus Abid itu cukup populer di Kabupaten Kediri.
Selain Gus Abid, ada pula nama Sukma Sahadewa. Meskipun aktifitasnya lebih banyak di Surabaya. Namun Sukma adalah putera asli Pare, Kediri. Sosok dokter muda ini juga mulai dikenal seiring sosialisasi dirinya maju Pilkada Kediri 2020.
"Gus Abid dan Dokter Sukma cukup populer di Kabupaten Kediri. Keduanya muda dan mapan. FomDem mendorong mereka untuk memimpin Kabupaten Kediri," ujar Rusman.
Rusman melanjutkan, hampir 94 persen warga Kabupaten Kediri beragama Islam dan mayoritas adalah nahdliyin. Karena itu, latar belakang Gus Abid dan Dokter Sukma sebagai kader muda NU relatif bisa diterima oleh publik di Kabupaten Kediri.
Saat ini tambah Rusman, tinggal ikhtiar untuk mendapatkan tiket untuk maju sebagai kandidat. Bisa lewat partai politik atau jalur perseorangan. Prinsipnya, kans keduanya sangat terbuka dalam suksesi di Pilkada Kabupaten Kediri.
"Gus Abid itu Wasekjen GP Ansor dan mantan Ketua Ansor Jatim. Sedangkan Dokter Sukma Ketua LKNU Kota Surabaya. Sama-sama berbasis NU. Mereka punya potensi suara pemilih. Tinggal ikhtiar mendapatkan tiket maju pilkada saja," pungkasnnya. (dir)
Direktur Eksekutif Forum Muda Demokrasi (FomDem), Rusman Hadi mengungkapkan, dari jajak pendapat yang dilakukan pihaknya, mayoritas warga Kabupaten Kediri menginginkan perubahan kepemimpinan di luar lingkaran yang ada selama ini.
"Dari jajak pendapat dan aspirasi yang masuk ke FomDem, mayoritas warga Kabupaten Kediri menginginkan figur baru yang muda dan bersih. Apalagi ini eranya milenial," tutur Rusman saat di temui di Surabaya, Kamis (31/10).
Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini menyebut ada dua figur muda yang dominan dan berpotensi memimpin Kabupaten Kediri. Mereka adalah Moh Abid Umar Faruq yang merupakan putra Pondok Pesantren Al Falah, Ploso, Kediri. Tokoh muda yang akrab disapa Gus Abid itu cukup populer di Kabupaten Kediri.
Selain Gus Abid, ada pula nama Sukma Sahadewa. Meskipun aktifitasnya lebih banyak di Surabaya. Namun Sukma adalah putera asli Pare, Kediri. Sosok dokter muda ini juga mulai dikenal seiring sosialisasi dirinya maju Pilkada Kediri 2020.
"Gus Abid dan Dokter Sukma cukup populer di Kabupaten Kediri. Keduanya muda dan mapan. FomDem mendorong mereka untuk memimpin Kabupaten Kediri," ujar Rusman.
Rusman melanjutkan, hampir 94 persen warga Kabupaten Kediri beragama Islam dan mayoritas adalah nahdliyin. Karena itu, latar belakang Gus Abid dan Dokter Sukma sebagai kader muda NU relatif bisa diterima oleh publik di Kabupaten Kediri.
Saat ini tambah Rusman, tinggal ikhtiar untuk mendapatkan tiket untuk maju sebagai kandidat. Bisa lewat partai politik atau jalur perseorangan. Prinsipnya, kans keduanya sangat terbuka dalam suksesi di Pilkada Kabupaten Kediri.
"Gus Abid itu Wasekjen GP Ansor dan mantan Ketua Ansor Jatim. Sedangkan Dokter Sukma Ketua LKNU Kota Surabaya. Sama-sama berbasis NU. Mereka punya potensi suara pemilih. Tinggal ikhtiar mendapatkan tiket maju pilkada saja," pungkasnnya. (dir)
COMMENTS