SURABAYA-Pengurus Wilayah Nadlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur siap menampung anak dari keluarga perantau asal Jatim yang pulang dari Wamena P...
SURABAYA-Pengurus Wilayah Nadlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur siap menampung anak dari keluarga perantau asal Jatim yang pulang dari Wamena Papua untuk sekolah di pondok pesantren.
Ketua PWNU Jatim, KH Marzuki Mustamar mengatakan, seluruh kiai NU mempersilahkan keluarga perantau Jatim yang baru pulang dari Wamena untuk menyekolahkan putra-putrinya di pondok pesantren. Seluruh biaya akan ditanggung oleh pihak pesantren.
"Kiai pondok pesantren siap menampung putra-putri mereka yang masih mengikuti pendidikan, kita tampung gratis. Seluruh biaya akan ditanggung ponpes," ujar KH Marzuki usai bertemu Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, di Grahadi, Rabu (2/10) malam.
Marzuki menjelaskan, Pemprov Jatim hanya bertugas menanggung dan memfasilitasi pengurusan dokumen milik perantau yang hilang. Seperti surat nikah, Kartu Keluarga (KK), dan raport.
Ponpes milik NU dipastikan siap menampung anak perantau meskipun dalam kapasitas banyak. Mengingat kiai NU hampir semua mempunyai pondok pesantren. Hal ini bertujuan agar anak-anak tidak kehilangan masa depannya akibat kerusuhan terjadi di Wamena.
"Kami siap tampung siapapun, berapun, siap, mau seribu, mau dua ribu kan pondok banyak," katanya.
Marzuki belum mengetahui jumlah yang pasti anak yang akan bersekolah. Pemprov Jatim bekerjasama dengan PWNU akan melakukan investarisirnya terlebih dulu. Termasuk sekolah yang akan dituju, baik sekolah kejuruan, agama, maupun SMA.
"Anak-anak bisa tinggal pilih mau sekolah kejuruan, agama, SMA. Karena ponpes macam-macam jurusan pendidikannya," pungkasnya.
Untuk diketahui, rombongan perantau asal Jawa Timur dari Wamena, Papua. Sebanyak 121 orang yang tiba di Bandara Abdul Rachman Saleh Malang, Rabu 2 Oktober 2019 pukul 14.30 WIB diangkut satu unit pesawat Hercules milik TNI AU.
Mereka harus menunggu proses pemulangan yang panjang. Mereka harus menunggu antrian pesawat untuk bisa terbang ke Sentani, Jayapura. Selanjutnya mereka harus menempuh perjalanan lebih dari delapan jam menuju Biak dan Makassar untuk transit.
Saat ini sudah ada tiga kloter warga perantau Jawa Timur di Wamena yang kembali pulang ke kampung halamannya. Sebelumnya rombongan pertama datang melalui Semarang sebanyak 43 orang. Kemudian hari Rabu melalui bandara Malang sejumlah 121 orang dan dijuga melalui bandara Juanda sejumlah 41 orang. (dir)
Ketua PWNU Jatim, KH Marzuki Mustamar mengatakan, seluruh kiai NU mempersilahkan keluarga perantau Jatim yang baru pulang dari Wamena untuk menyekolahkan putra-putrinya di pondok pesantren. Seluruh biaya akan ditanggung oleh pihak pesantren.
"Kiai pondok pesantren siap menampung putra-putri mereka yang masih mengikuti pendidikan, kita tampung gratis. Seluruh biaya akan ditanggung ponpes," ujar KH Marzuki usai bertemu Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, di Grahadi, Rabu (2/10) malam.
Marzuki menjelaskan, Pemprov Jatim hanya bertugas menanggung dan memfasilitasi pengurusan dokumen milik perantau yang hilang. Seperti surat nikah, Kartu Keluarga (KK), dan raport.
Ponpes milik NU dipastikan siap menampung anak perantau meskipun dalam kapasitas banyak. Mengingat kiai NU hampir semua mempunyai pondok pesantren. Hal ini bertujuan agar anak-anak tidak kehilangan masa depannya akibat kerusuhan terjadi di Wamena.
"Kami siap tampung siapapun, berapun, siap, mau seribu, mau dua ribu kan pondok banyak," katanya.
Marzuki belum mengetahui jumlah yang pasti anak yang akan bersekolah. Pemprov Jatim bekerjasama dengan PWNU akan melakukan investarisirnya terlebih dulu. Termasuk sekolah yang akan dituju, baik sekolah kejuruan, agama, maupun SMA.
"Anak-anak bisa tinggal pilih mau sekolah kejuruan, agama, SMA. Karena ponpes macam-macam jurusan pendidikannya," pungkasnya.
Untuk diketahui, rombongan perantau asal Jawa Timur dari Wamena, Papua. Sebanyak 121 orang yang tiba di Bandara Abdul Rachman Saleh Malang, Rabu 2 Oktober 2019 pukul 14.30 WIB diangkut satu unit pesawat Hercules milik TNI AU.
Mereka harus menunggu proses pemulangan yang panjang. Mereka harus menunggu antrian pesawat untuk bisa terbang ke Sentani, Jayapura. Selanjutnya mereka harus menempuh perjalanan lebih dari delapan jam menuju Biak dan Makassar untuk transit.
Saat ini sudah ada tiga kloter warga perantau Jawa Timur di Wamena yang kembali pulang ke kampung halamannya. Sebelumnya rombongan pertama datang melalui Semarang sebanyak 43 orang. Kemudian hari Rabu melalui bandara Malang sejumlah 121 orang dan dijuga melalui bandara Juanda sejumlah 41 orang. (dir)
COMMENTS