SURABAYA-Ikatan Keluarga Demak (IKD) di Surabaya mengimbau agar anggotanya yang berjumlah sekitar 10.000 kepala keluarga (KK) tidak panik ...
SURABAYA-Ikatan Keluarga Demak (IKD) di Surabaya mengimbau agar anggotanya yang berjumlah sekitar 10.000 kepala keluarga (KK) tidak panik menyikapi wabah Corona atau Covid-19. Meskipun, Surabaya masuk zona merah dalam peta penyebaran Covid-19 di Jawa Timur.
Imbauan itu disampaikan sesepuh IKD Surabaya, Sukarjo. Sebagai orang yang sering dimintai nasihat oleh warga, terutama warga Demak asal Surabaya, ia mengimbau anggota IKD tetap tenang dan mematuhi protokol kesehatan yang sudah diberlakukan oleh pemerintah, baik pemkot Surabaya maupun pemprov Jatim.
"Saya sudah imbau warga asal Demak di Surabaya yang jumlahnya sekitar 10.000 KK agar tidak panik. Saya juga mengimbau agar mereka berdiam diri di rumah, menghindari keluar rumah apalagi berkumpul dengan banyak orang," tutur Sukarjo, Kamis (2/4/2020).
Purnawiran Kolonel TNI AL ini mengungkapkan, warga Demak terkenal religius. Karena itu, pihaknya mendorong agar mereka memperbanyak ibadah, berzikir dan bersholawat di rumah masing-masing.
Ia yakin, kekuatan spritual akan mempertebal kekuatan fisik dan kesehatan diri, sehingga daya imun tubuh pun bertambah. Dengan begitu, tubuh tidak mudah diserang virus Corona.
"Situasi ini memang berat tapi harus dihadapai dengan tabah. Saya kira sebagai orang beriman, kita juga wajib berikhtiar lewat doa dan ibadah. Karena itu, saya imbau warga IKD untuk perbanyak doa dn zikir," ujar pengajar di salah satu perguruan tinggi swasta di Surabaya ini.
Sukarjo mengaku meskipun pasca wabah Covid-19, Kota Surabaya menjadi sepi. Namun hal itu tak terlalu berpengaruh pada perekonomian warga Demak di Surabaya.
Lulusan Akmil 1985 ini menjelaskan warga Demak di Surabaya kebanyakan berprofesi sebagai penjahit dan wiraswasta. Karena itu pasang surut usaha atau sepi order adalah hal yang biasa mereka hadapi.
Imbauan itu disampaikan sesepuh IKD Surabaya, Sukarjo. Sebagai orang yang sering dimintai nasihat oleh warga, terutama warga Demak asal Surabaya, ia mengimbau anggota IKD tetap tenang dan mematuhi protokol kesehatan yang sudah diberlakukan oleh pemerintah, baik pemkot Surabaya maupun pemprov Jatim.
"Saya sudah imbau warga asal Demak di Surabaya yang jumlahnya sekitar 10.000 KK agar tidak panik. Saya juga mengimbau agar mereka berdiam diri di rumah, menghindari keluar rumah apalagi berkumpul dengan banyak orang," tutur Sukarjo, Kamis (2/4/2020).
Purnawiran Kolonel TNI AL ini mengungkapkan, warga Demak terkenal religius. Karena itu, pihaknya mendorong agar mereka memperbanyak ibadah, berzikir dan bersholawat di rumah masing-masing.
Ia yakin, kekuatan spritual akan mempertebal kekuatan fisik dan kesehatan diri, sehingga daya imun tubuh pun bertambah. Dengan begitu, tubuh tidak mudah diserang virus Corona.
"Situasi ini memang berat tapi harus dihadapai dengan tabah. Saya kira sebagai orang beriman, kita juga wajib berikhtiar lewat doa dan ibadah. Karena itu, saya imbau warga IKD untuk perbanyak doa dn zikir," ujar pengajar di salah satu perguruan tinggi swasta di Surabaya ini.
Sukarjo mengaku meskipun pasca wabah Covid-19, Kota Surabaya menjadi sepi. Namun hal itu tak terlalu berpengaruh pada perekonomian warga Demak di Surabaya.
Lulusan Akmil 1985 ini menjelaskan warga Demak di Surabaya kebanyakan berprofesi sebagai penjahit dan wiraswasta. Karena itu pasang surut usaha atau sepi order adalah hal yang biasa mereka hadapi.
"Saya selalu tanamkan optimisme kepada warga saya. Termasuk saat wabah Corona saat ini. Saya yakin obat untuk pasien Corona akan segera ditemukan dan situasi akan berangsur normal," kata pengurus yayasan Universitas Hang Tuah (UHT) Surabaya tersebut. (dir)
COMMENTS