SURABAYA-Mudik atau pulang kampung menjadi tradisi menjelang hari raya Idul Fitri yang berlangsung secara turun-temurun. Namun pada tahun ...
SURABAYA-Mudik atau pulang kampung menjadi tradisi menjelang hari raya Idul Fitri yang berlangsung secara turun-temurun. Namun pada tahun ini pemerintah mengimbau masyarakat tidak mudik untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Tahun ini warga Demak, Jawa Tengah yang merantau maupun menetap di Kota Surabaya pun dipastikan tidak mudik ke Demak. Pernyataan itu disampaikan sesepuh Ikatan Keluarga Demak (IKD) di Surabaya, Sukarjo.
"Iya warga Demak yang ada di surabaya untuk sementara tidak Mudik dulu. Karena tetap mengikuti himbauan pemerintah, warga Demak orangnya manut," tutur Sukarjo, Sabtu (23/5).
Purnawirawan Kolonel TNI AL ini mengungkapkan imbauan tidak mudik itu demi kebaikan bersama, mengingat Covid-19 itu tidak nampak dan tidak bisa di kira-kira keberadaannya. Jadi tentu warga Demak di Surabaya tetap ikuti himbauan pemerintah.
Menurut Sukarjo saat ini ada sekitar 10.000 kepala keluarga warga Demak di Surabaya. Angka itu berdasarkan data yang tercatat di IKD. Umumnya warga Demak berprofesi sebagai pedagang atau wiraswasta, sebagian lagi menjadi penjahit busana.
"Sejak ada wabah Covid-19, kami meniadakan kegiatan rutin seperti arisan dan kumpul-kumpul. Ini demi mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19," pungkas alumni Akabri'85 ini. (dir)
Tahun ini warga Demak, Jawa Tengah yang merantau maupun menetap di Kota Surabaya pun dipastikan tidak mudik ke Demak. Pernyataan itu disampaikan sesepuh Ikatan Keluarga Demak (IKD) di Surabaya, Sukarjo.
"Iya warga Demak yang ada di surabaya untuk sementara tidak Mudik dulu. Karena tetap mengikuti himbauan pemerintah, warga Demak orangnya manut," tutur Sukarjo, Sabtu (23/5).
Purnawirawan Kolonel TNI AL ini mengungkapkan imbauan tidak mudik itu demi kebaikan bersama, mengingat Covid-19 itu tidak nampak dan tidak bisa di kira-kira keberadaannya. Jadi tentu warga Demak di Surabaya tetap ikuti himbauan pemerintah.
Menurut Sukarjo saat ini ada sekitar 10.000 kepala keluarga warga Demak di Surabaya. Angka itu berdasarkan data yang tercatat di IKD. Umumnya warga Demak berprofesi sebagai pedagang atau wiraswasta, sebagian lagi menjadi penjahit busana.
"Sejak ada wabah Covid-19, kami meniadakan kegiatan rutin seperti arisan dan kumpul-kumpul. Ini demi mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19," pungkas alumni Akabri'85 ini. (dir)
COMMENTS